Mengasah kepedulian dan rasa empati dengan sesame sebaiknya dilatih sejak dini. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti membutuhkan dan berhubungan dengan sesamanya. Namun seiring perkembangan zaman, teknologi informasi telah menggeser banyak hal: moral, budaya, sosial,bidang lainnya.

Menyadari hal tersebut, MAN 2 Jakarta membuat sebuah program agar siswa-siswi memiliki kepedulian terhadap sesama. Program ini bertajuk Holliday with Al Quran. Sebuah program baru di MAN 2 Jakarta yang bertujuan mengajak seluruh siswa untuk berbagi ilmu pada anak yatim dan dhuafa. Program ini telah dimulai sejak bulan Juni dan akan terus dilaksanakan setiap tri wulan. Dengan menggerakkan pengurus OSIS, mereka mengunjungi panti sosial dan yatim di daerah Cipayung dan mengajak mereka untuk belajar ilmu agama.

Bertempat di ruang Multi Media MAN 2 Jakarta, sebanyak 24 anak yatim dan dhuafa mulai pk7.30 belajar membaca Al Quran dan menghafal surat pendek dalam Juz 30. Setiap kelompok yang terdiri 3-4 anak yatim mendapat bimbingan dari satu mentor yang berasal dari siswa Kelas X dan XI. Setelah belajar memebaca Al Quran, mereka diberikan waktu 30 menit untuk istirahat sekaligus bercengkerama dengan kakak mentornya. Saling berbagi pengalaman hidup, terutama pengalaman para anak yatim, merupakan hal yang mengesankan bagi siswa MAN 2.
“Saya baru sadar kalau mereka ternyata memiliki nasib yang lebih menyedihkan dibandingkan saya. Namun mereka terlihat tabah dan ceria menghadapinya.” Ujar Andika, siswa kelas XI IPS 2, yang juga sebagai panitia pelaksana.

Apa yang dikatakan Andika benar. Sebagian besar anak-anak yatim itu berasal dari berbagai daerah yang ditemukan di jalanan, bahkan ada yang diserahkan begitu saja ke panti karena orang tuanya telah meninggal dan saudaranya tak mau lagi merawatnya. Namun di balik kesedihan itu mereka menyimpan semangat hidup yang tinggi. Sebut saja Rudi, misalnya, saat ditanya tentang cita-citanya, dengan tegas dia mengatakan bahwa ia mau menjadi polisi. Ungkapan spontan Rudi yang lugu dan berani itu tak pelak mengundang haru beberapa kakak mentor dan guru yang hadir.

Masih banyak Rudi lain yang perlu mendapat uluran tangan kita semua, termasuk siswa-siswa madrasah. Pelajaran yang dapat dipetik adalah tak perlu menunggu tua untuk berbuat kebaikan. Tak perlu menunggu kaya untuk bersedekah, bahkan dengan sedekah ilmu akan dirasakan manfaatnya seumur hidup. (Yuyum Daryumi)