Bencana banjir yang kerap melanda ibukota di setiap musim penghujan, tak pelak membawa dampak negatif bagi masyarakat Jakarta. Mulai masalah kesehatan yang menurun akibat penyakit menular hingga kebersihan lingkungan yang menjadi lebih buruk karena sampah yang dibawa banjir. Untuk mengantisipasi hal tersebut, MAN 2 Jakarta sebagai salah satu lembaga Pendidikan turut bertanggung jawab untuk menjadikan lingkungan ibukota yang bersih, nyaman, dan bebas banjir
Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat lubang biopori di lingkungan sekolah. Biopori dipilih sebagai salah satu cara untuk membuat resapan air sebanyak mungkin saat musim hujan tiba. Biopori juga sebagai penampungan air yang dapat menyimpan air dari wilayah sekitarnya. Dengan melibatkan bidang PPSU dan Kesehatan Lingkungan di Kelurahan dan Kecamatan Ciracas, puluhan siswa dan guru terlibat langsung dalam pembuatan lubang biopori.
Melalui edukasi dan praktik langsung di lahan sekolah petugas dari kelurahan Ciracas pada hari Senin, 7 Oktober 2019 dengan sigap memberikan penyuluhan mengenai teknik pembuatan biopori,juga bahan dan alat yang diperlukan.
“Sebenarnya pembuatan biopori mudah dilakukan oleh siapa saja. Asalkan bahan dan alatnya tersedia, “ujar Agus salah seorang petugas Kesling (Kesehatan Lingkungan ) Kelurahan Ciracas. Di setiap kecamatan idealnya terdapat 30 ribu lubang biopori. Kecamatan Ciracas belum memenuhi target tersebut. “Kami menyambut baik MAN 2 Jakarta yang dengan kesadaran sendiri ingin bekerja sama dengan kami dalam mensukseskan program ini, “ ujar Ibu Rusti, salah seorang pegawai di kelurahan Ciracas.
Program selanjutnya, MAN 2 Jakarta akan menyelenggarakan berbagai program terkait penghijauan, di antaranya pembuatan sumur resapan, pengolahan sampah, dan composting. Hingga saat ini program yang telah dilaksanakan adalah pengadaan kebun hidroponik yang berisi sayuran, seperti bayam merah, kangkung, dan sawi kailan. Kebun hidroponik ini bekerja sama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat Kelurahan Ciracas.
“Hal yang terpenting dari seluruh program ini adalah membentuk kebiasaan anak dan seluruh komponen madrasah untuk selalu hidup bersih, peduli lingkungan, dan hidup mandiri. Pembiasaan seperti itulah yang kelak akan menjadi lifestyle kita,” ujar Wido Prayoga, S.Pd., kepala MAN 2 Jakarta. Wido yakin, dengan pembiasaan yang rutin dilakukan dan berkesinambungan akan membentuk karakter manusia yang positif. (Yuyum Daryumi)