Jakarta (Humas-MAN 2 Jkt) –-  “Kamu telah merusak nusantara, Pertiwi!” Teriakan ini menggelegar dan membuat suasana ruangan mencekam. Namun ini hanyalah sepenggal dialog yang dimainkan apik oleh teater Galaktika MAN 2 Jakarta. Sabtu siang , 11 Februari 2023, gedung Teater Bulungan Jakarta Selatan dipenuhi penonton yang telah antri sejak pk.11 siang.

 

Pementasan teater yang dipimpin oleh M.  Chairul Irfan ini seperti membawa angin segar setelah dunia pentas vakum selama dua tahun terakhir.

” Terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah mendukung penuh pada pertunjukan teater kami,” ungkap Irfan pada sambutannya menjelang pementasan.

Pentas berdurasi dua jam ini membawakan dua naskah bertajuk ” Cinde (tak) Rela”  dan “Digugu dan Ditiru” karya Gugum Okta Riansyah.

 

Pementasan Cinde (tak) Rela yang disutradarai Rayi Muhammad ini berkisah tentang Dana, gadis millenial yang jenuh dengan kehidupannya yang membosankan dan  menginginkan kehidupan yang serba indah seperti Cinderella’. Berbagai cara ia lakukan agar dapat menjadi Cinderella’yang sesungguhnya. Sayang, keinginannya tak terwujud. Di akhir cerita, Dana sadar bahwa kehidupan tidaklah selalu indah, dan ia harus kembali ke kehidupan yang sesungguh, bukan dunia khayalan.

Secara artistik, pertunjukan ini “dimeriahkan” oleh kostum bak negeri dongeng.

Menurut Iqbal, sayangnya kemampuan  vokal para pemain kurang maksimal sehingga tenggelam oleh music pengiring.

 

Pada pementasan kedua, “Digugu dan Ditiru’ mulai mengaduk emosi penonton. Selain tema yang disuguhkan related dengan kondisi saat ini, sebagian besar pemain lebih matang dalam hal penjiwaan peran, teknik vokal, dan alur yang enak diikuti. Meski demikian, tata panggung belum dieksplorasi dengan baik sehingga latar terasa “kering”. Beruntung pertunjukan berdurasi satu jam ini  terasa hidup dengan dukungan musik yang cukup apik di tangan aransemen Gatot Pranoto. “Digugu dan Ditiru” seperti membeberkan potret pendidikan di tanah air yang berpola itu-itu saja, meski kurikulum sudah berubah.

 

Produksi keempatbelas Teater Galaktika ini mendapat animo cukup tinggi dari penggemar dunia teater. Terbukti tiket masuk yang disediakan panitia telah ludes seminggu menjelang pementasan dan seluruh kursi penuh terisi, bahkan tak sedikit yang rela lesehan.

“Sangat excited melihat penonton antusias menikmati pertunjukan kami sampai selesai” ujar Sarah Hamnah sumringah, usai turun panggung. Sarah yang memainkan lakon “Digugu dan Ditiru” menilai bahwa latihan selama lima bulan untuk mempersiapkan pertunjukkan ini tidaklah sia-sia.

Selamat untuk Teater Galaktika! (Yuyum D)